Densus 88 Antiteror Polri

Densus 88 Antiteror Polri

Apa tugas Densus 88 Antiteror Polri? Satuan khusus ini sudah banyak dikenal masyarakat terkait tugasnya yang berkaitan dengan pemberantasan terorisme. Foto: Dok SINDOnews

? Satuan khusus ini sudah banyak dikenal masyarakat terkait tugasnya yang berkaitan dengan pemberantasan terorisme.

Berbicara terkait tugas Densus 88 Antiteror, kebanyakan orang berpikir mungkin hanya menangani aksi terorisme saja. Namun, sebenarnya tugas dari satuan khusus ini lebih dari itu.

Satuan yang terbentuk pada tahun 2003 ini telah menjadi unsur pelaksana pokok bidang penanggulangan tindak pidana terorisme di Indonesia.

Anggota Densus 88 AT dilatih khusus untuk menangani segala jenis ancaman terorisme baik terkait kelompok bersenjata maupun teror bom.

Karena itu, satuan ini dibentuk secara khusus agar setiap anggotanya memiliki kemampuan menangani gangguan teroris mulai dari ancaman bom hingga penyanderaan.

Tugas Densus 88 Antiteror Polri

Pada dasarnya tugas Densus 88 memanglah sangat berkaitan dengan penanggulangan dan penindakan aksi terorisme. Dalam tugasnya itu, mereka bertanggung jawab menyelenggarakan kegiatan intelijen, pencegahan, penindakan, penyidikan, identifikasi, dan sosialisasi terkait terorisme.

Satuan ini dibentuk untuk melaksanakan UU Nomor 5 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas UU Nomor 15 Tahun 2003 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 01 Tahun 2002 terkait Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.

UU ini merupakan kewenangan mereka untuk melakukan penegakan hukum terhadap teroris berdasarkan bukti dari laporan intelijen selama 7x24 jam.

Densus 88 di pusat (Mabes Polri) berkekuatan diperkirakan 400 personel terdiri dari ahli investigasi, ahli bahan peledak (penjinak bom), dan unit pemukul yang di dalamnya terdapat ahli penembak jitu.

Selain itu, masing-masing kepolisian daerah juga memiliki unit antiteror yang disebut Densus 88 beranggotakan 45-75 orang, namun dengan fasilitas dan kemampuan yang lebih terbatas.

Fungsi Densus 88 Polda adalah memeriksa laporan aktivitas teror di daerah. Melakukan penangkapan kepada personel atau seseorang atau sekelompok orang yang dipastikan merupakan anggota jaringan teroris yang dapat membahayakan keutuhan dan keamanan negara.

BALI, mataberita.co.id__ Kapolri Jenderal Listyo Sigit akan mengembangkan struktur organisasi Densus 88 Antiteror Polri dalam rangka semakin mengoptimalkan peran dari pencegahan dan penegakan hukum terhadap tindak pidana kejahatan terorisme di Indonesia. Hal tersebut ia sampaikan pada saat memberi pengarahan di acara Senior Level Meeting Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri di Bali, pada Rabu(16/02/2022).

Sigit berbicara soal optimalisasi peran stakeholders dan counterparts yang sinergis dalam rangka penanganan terorisme di Indonesia.

Dia menyebutkan bahwa Pemerintah telah menyetujui usulan pengembangan struktur Densus 88 Antireror Polri. “Sejalan dengan tantangan yang meningkat dan semakin kompleks, maka Pemerintah setuju terhadap usulan kita pengembangan struktur Densus 88 Antireror Polri. Alhamdulilah Perpres ditandatangani dan saat ini kita memiliki lima bintang satu. Dan harapan kita tak berhenti dan kita akan kembangkan,” ucap Sigit.

“Jumlah personel 3.701, saya harapkan berkembang dan bisa dua kali lipat. Sehingga rekan-rekan memiliki kekuatan yang cukup termasuk anggaran, sarana dan prasarana juga ditingkatkan, demikian juga kemampuan yang dimiliki rekan-rekan,” sambung Kapolri.

KLIK JUGA : Kapolri : Pentingnya Vaksin untuk Hadapi Omicron

Selain di skala nasional, Sigit juga meminta Densus 88 Antiteror Polri lakukan pemantauan perkembangan terorisme skala Internasional. Sehingga, lanjut dia, kedepannya detasemen berlambang burung hantu itu akan bisa beradaptasi dan mengembangkan kemampuan dalam menghadapi tantangan kedepan.

Menurut mantan Kabareskrim ini, tantangan yang harus segera dijawab Densus 88 Antiteror Polri, adalah bagaimana cara beradaptasi dengan pesatnya kemajuan perkembangan teknologi informasi (TI). Meskipun hal itu disatu sisi positif, namun disisi lain, teknologi itu juga bisa dimanfaatkan oleh para kelompok terorisme.

Maka dari itu, Sigit menyebut, Densus 88 Antiteror Polri harus bisa bersinergi serta bekerjasama dengan seluruh institusi terkait di dalam negeri, seperti, tokoh agama, tokoh masyarakat maupun dengan negara lain. Hal tersebut semakin memaksimalkan pencegahan dan penindakan terhadap seluruh jaringan terorisme.

“Rekan-rekan harus siap menghadapi perubahan. Dan kuncinya belajar meningkatkan kemampuan rekan-rekan, mengembangkan organisasi Densus 88, menambah kapasitas personel. Dan saya yakin sejarah membuktikan rekan-rekan mampu walaupun dinamika terjadi,” jelas Sigit.

Terkait dalam kinerja Densus 88 Antireror Polri selama ini, Sigit memaparkan bahwa hal itu telah memengaruhi penurunan indeks terorisme sebanyak 52,22 persen yang dimana target dari RPJMN sebesar 54,36 persen. Tak hanya itu, hal itu juga berdampak pada indeks risiko pelaku terorisme yang saat ini berada di angka 30,29 persen dari target RPJMN 2020-2024 senilai 38,14 persen.

Mantan Kapolda Banten itu juga menyatakan, kerja keras dari Densus 88 telah memberikan Multiplier Effect untuk Bangsa Indonesia. Dimana, hal itu berdampak pada meningkatnya stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).

“Tentunya stabilitas kamtibmas ini menjadi modal dasar dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Karena salah satu modal investasi baik asing dan dalam negeri. Ini melihat paramater salah satunya bagaimana suatu negara menjaga stabilitas kamtibmasnya,” ujar Ajudan Presiden itu.

Diketahui, di tahun 2020 Densus 88 telah menangkap 232 tersangka kasus terorisme. Sementara, sepanjang tahun 2021 setidaknya sudah ada penangkapan tersangka terorisme sebanyak 370 orang. Tak hanya itu, Densus 88 Antiteror Polri juga telah melakukan penegakan hukum terhadap kelompok teroris di Poso, saat ini kelompok tersebut tersisa tiga orang DPO dan masih terus dilakukan pengejaran.

Dihadapan personel Densus 88, Sigit juga menyampaikan instruksi dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait dengan menjaga stabilitas kamtibmas di tahun 2022. Mengingat, tahun ini, Indonesia akan menjadi tuan rumah dalam berbagai macam agenda nasional maupun internasional. Diantaranya, adalah MotoGP di Sirkuit Mandalika, NTB hingga rangkaian Presidensi G20.

KLIK JUGA : Tegas! Bahlil Cabut Izin Usaha Pertambangan Batubara dan Mineral

Presiden Jokowi, kata Sigit, telah menekankan bahwa event internasional dan nasional harus dipastikan berjalan dengan aman dan lancar. Mengingat, hal itu untuk menjaga kehormatan dan kepercayaan Bangsa Indonesia di mata dunia. Sehingga, Sigit menegaskan, dalam seluruh perhelatan harus dipastikan tidak terjadi aksi teror sekecil apapun.

“Jadi ini arahan Bapak Presiden yang tentunya pesan ini amanah bagi institusi Polri dan secara khusus untuk rekan-rekan yang tergabung dalam Densus 88 Antiteror Polri untuk menjaga agar selama proses event tersebut tidak ada serangan teror sekecil apapun. Karena ini menyangkut kesuksesan Indonesia di dalam menyelenggarakan event internasional. Dimana kalau aman dan lancar akan mengharumkan nama Indonesia di mata internasional,” ucap Kadiv Propam Mabes Polri itu.

Pada kesempatan ini, Sigit juga menyebut telah memberikan reward kepada jajaram Densus 88 Antiteror Polri yang telah memberikan kontribusi terbaiknya untuk bangsa ini. Di tahun 2020 penghargaan dalam bentuk KPLB diberikan kepada 47 personel. Sementara satu orang KPLBA.

Sedangkan di tahun 2021, terdapat 53 personel yang mendapat KPLB. Disisi lain, pada tahun 2020, 45 personel mendapatkan penghargaan untuk mengikuti berbagai macam pendidikan. Sedangkan, di tahun 2021, 63 jajaran berkesempatan mengikuti pendidikan. Untuk tahun 2022, ada 22 personel yang meraih pendidikan. Lalu, 74 pin emas telah diberikan Kapolri sepanjang tahun 2021.

“Saya terus berkomitmen untuk memberikan apresiasi dan reward kepada personel yang telah meraih banyak prestasi dan menjadi kebanggaan institusi, masyarakat, negara dan kebanggaan Indonesia di mata internasional,” pungkas Sigit.

Jakarta (ANTARA) - Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) tengah mengkaji penambahan personel untuk memperkuat Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror dalam menangani tindak pidana terorisme.

“Idealnya Densus akan ditambah 1.500 sampai dengan 2.000 orang seluruh Indonesia, baru akan dikaji,” kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo, saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.

Menurut Dedi, penambahan jumlah personel Densus tersebut merupakan bagian dari rencana Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo yang ingin mengembangkan struktur organisasi Densus 88 Antiteror Polri guna meningkatkan kinerjanya dalam penanganan terorisme.

Saat ini, Densus 88 Antiteror Polri memiliki personel sebanyak 3.701 orang. Dengan adanya penambahan tersebut, nantinya, personel tersebut disebar di satuan tugas wilayah (Satgaswil) seluruh Indonesia, sehingga dapat maksimal melakukan mitigasi aksi terorisme. Saat ini masih dilakukan perhitungan lebih lanjut mengenai jumlah rencana penambahannya.

“Agar dapat lebih optimal dalam operasi mitigasi aksi terorisme,” katanya.Baca juga: Kapolri inginkan Densus tingkatkan kemampuan tangani terorisme

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dalam rapat tingkat senior Densus 88 Antiteror Polri di Bali, menyampaikan keinginannya untuk menambah jumlah personel Densus 88 menjadi dua kali lipat dari jumlah saat ini.

“Jumlah personel 3.701, saya harapkan berkembang dan bisa dua kali lipat,” kata Sigit.

Menurut dia, dengan penambahan jumlah personel, sehingga Densus 88 Antiteror Polri memilliki kekuatan cukup dalam penanganan terorisme, termasuk didukung oleh anggaran, sarana dan prasarana, serta kemampuan yang dimilikinya.

Salah satu kemampuan yang diharapakan memiliki peranan memantau perkembangan terorisme di skala internasional.Baca juga: Densus 88 Antiteror tangkap 370 tersangka teroris sepanjang 2021

Penguatan personel dan sarana prasarana dalam rangka mempersiapkan Densus 88 Antiteror Polri dalam menghadapi tantangan dan dinamika yang terjadi di era globalisasi saat ini.

Sigit juga mengharapkan Densus 88 Antiteror Polri mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi (IT), yang dapat dimanfaatkan oleh para kelompok terorisme dalam memperluas pengaruhnya.

Jenderal bintang empat itu juga mengapresiasi kinerja Densus 88 Antiteror yang memberikan efek ganda untuk bangsa Indonesia, yakni berdampak pda meningkatnya stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas).

Sepanjang 2020, Densus 88 Antiteror Polri melakukan penegakan hukum dengan menangkap 232 tersangka terorisme. Kemudian di tahun 2021, jumlah tersebut meningkat menjadi 370 orang.Baca juga: Kapolri rotasi 60 Pamen Densus 88 Antiteror

Pewarta: Laily RahmawatyEditor: Joko Susilo Copyright © ANTARA 2022

Liputan6.com, Jakarta Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri dikabarkan menangkap dua orang yang diduga teroris di sebuah bengkel di Bekasi, Jawa Barat, pada Selasa (3/9/2024) sekitar pukul 08.30 WIB.

Adapun informasi ini dibenarkan oleh Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombes Pol Dani Hamdani.

"Iya (ada penangkapan terduga teroris oleh Densus 88 Antiteror Polri)," kata dia saat dikonfirmasi.

Namun, Dani masih belum bisa memastikan jumlah pasti terduga teroris yang ditangkap. Ia pun masih enggan memberikan komentar lebih lanjut terkait identitas dan barang bukti yang diamankan tim Densus 88.

"Untuk rilis oleh Densus 88," tandasnya.

Sementara Ketua RT 04 RW 04 Duren Jaya, Ismail mengaku kaget dengan penangkapan warganya tersebut.

Menurutnya, salah satu terduga yang ditangkap berinisial FNA (22), yang sehari-hari bekerja di bengkel milik orang tuanya.

"Awalnya kaget, tetapi saya juga lega karena terbongkar indikasi jaringan teroris itu," ujarnya kepada wartawan.

TEMPO.CO, Jakarta - Brigjen Pol Sentot Prasetyo resmi menjabat Kepala Densus 88 Antiteror Polri menggantikan Irjen Pol Marthinus Hukom. Irjen Marthinus akan menjadi Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) pada 7 Desember 2023.

Dilansir dari berbagai sumber, Sentot Prasetyo lahir pada Oktober 1968. Ia  merupakan perwira tinggi Polri yang merupakan lulusan Akademi Kepolisian Lemdiklat Polri angkatan 1991.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sentot Prasetyo sebelum ditunjuk jadi Kepala Densus 88 Antiteror Polri, merupakan Wakil Kepala Densus 88 Antiteror Polri.

Pergantian itu berdasarkan dua Surat Telegram bernomor ST/2749/XII/KEP./2023 dan ST/2750/XII/KEP./2023. Dari surat itu, Mabes Polri melakukan rotasi dan mutasi jabatan ratusan personel baik perwira menengah (pamen) dan perwira tinggi (pati). Setidaknya ada 535 personel yang dimutasi.

Irjen Dedi Prasetyo, Asisten Kapolri Bidang SDM, menyatakan bahwa mutasi di kepolisian adalah hal yang wajar dalam struktur organisasi Polri. Ia menjelaskan bahwa rotasi jabatan dilakukan terhadap personel yang akan memasuki masa purna bakti dan lain-lain.

“Selain itu misalnya promosi untuk memberikan peningkatan pengalaman melalui tugas tour of duty dan tour of area. Fokus mutasi juga diarahkan untuk persiapan pengamanan dalam berbagai kegiatan, seperti pemilihan umum, Operasi Lilin, pengamanan perayaan Natal dan Tahun Baru, serta menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat,” katanya sebagaimana dilansir dari humas.polri.

Selain pergantian Kepala Densus 88, terdapat pula pergantian Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda). Setidaknya ada lima pergantian Kapolda, yakni Kapolda Sulawesi Selatan (Sulsel), Kapolda Kalimantan Selatan (Kalsel), Kapolda Nusa Tenggara Timur (NTT), Kapolda Papua Barat dan Kapolda Kepulauan Riau (Kepri).

Irjen Pol Andi Rian Djajadi menggantikan Irjen Pol Setyo Budi Moempoeni Harso sebagai Kapolda Sulsel, yang sebelumnya menjabat sebagai Kapolda Kalsel. Irjen Pol Winarto, yang sebelumnya menjabat sebagai Pati Baintelkam Polri dengan penugasan pada BIN, menjadi pengganti Irjen Pol Rian sebagai Kapolda Kalsel.

Sebagai bagian dari mutasi, Irjen Pol Johanis Asadoma, Kapolda NTT, dipindahkan ke posisi Analis Kebijakan Utama Bidang Misinter Divhubinter Polri. Penggantinya, Irjen Pol Daniel Tahi Monang, saat ini menjabat sebagai Kapolda Papua Barat.

Brigjen Pol Johnny Eddizon Isir menggantikan Irjen Pol Daniel sebagai Kapolda Papua Barat, yang saat ini menjabat sebagai Karojianstra Sops Polri. Jabatan Kapolda Kepri, yang dipegang oleh Irjen Tabana Bangun, sekarang diisi oleh Brigjen Pol Yan Fitri Halimansyah, yang saat ini menjabat sebagai Karosundokinfokum Divkum Polri.

ANANDA BINTANG I  EKO ARI WIBOWO

Daftar 15 Pangdam se-Indonesia Akhir Tahun 2024, 4 di Antaranya Baru Menjabat Awal Desember

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menerbitkan surat telegram berisi mutasi perwira menengah (pamen). Dalam surat telegram kali ini, ada puluhan pamen di Densus 88 Antiteror Polri yang dimutasi dan sejumlah direktur naik pangkat menjadi Brigadir Jenderal (Brigjen).

Dari dokumen yang diterima detikcom, Rabu (22/12/2021), Surat telegram bernomor ST/2585/XII/KEP.2021 tentang pengukuhan, pemberhentian dari, dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan Polri. Telegram ini diteken Asisten SDM Kapolri Irjen Wahyu Widada pada Selasa (21/12).

Dalam surat telegram tersebut, Kombes Herry Heryawan dikukuhkan sebagai Direktur Sidik Densus 88 Antiteror. Kombes Herry mendapatkan kenaikan pangkat menjadi brigjen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain Herry, direktur lain yang mendapat promosi menjadi bintang satu di antaranya Simson Zet Ringu dan Kombes Soeseno Noerhandoko. Kombes Zet Ringu dikukuhkan sebagai Direktur Intel Densus 88 Antiteror Polri, sementara Kombes Soeseno Noerhandoko dikukuhkan sebagai Dirtindak Densus 88.

Selain pengukuhan, ada pamen yang naik jabatan. Di antaranya Kombes Arif Makhfudiharto yang sebelumnya menjabat Kasatgaswil Jawa Barat Densus 88 Antiteror Polri diangkat menjadi Diridensos Densus 88.

Posisi yang ditinggalkan Kombes Arif, kini diisi oleh Kombes H Djoni Djuhana yang sebelumnya menjabat Kasatgaswil Sumatera Selatan Densus 88. Kasatgaswil Sumatera Selatan kini diisi oleh AKBP I Wayan Baruna.

Selain itu, Kombes Tubagus Ami Prindani, yang sebelumnya mengisi posisi Kasaatgaswil DKI Jakarta Densus 88, diangkat dalam jabatan baru sebagai PS Dircegah Densus 88. Dia menggantikan Kombes Mochamad Rosidi yang dimutasikan sebagai pamen Densus 88 dalam rangka persiapan penugasan luar struktural.

Untuk diketahui, struktur kepangkatan jabatan Direktur di Densus 88 Antiteror Polri kini dijabat oleh Brigjen. Hal itu berdasarkan Keputusan Kapolri Nomor KEP/1482/IX/2021 tanggal 27 September 2021.

Dalam surat tersebut, diputuskan bahwa penguatan kepangkatan jabatan Direktur pada Densus 88 Antiteror Polri, yang semula berpangkat kombes pol menjadi brigjen.

Selain itu, struktur Satuan Tugas Kewilayahan (Satgaswil) naik tipe menjadi tipe A. Dengan adanya pengukuhan tersebut, secara otomatis para direktur di Densus naik jabatan menjadi Brigjen.

Saksikan Year In Review 2021: Kilas Balik Penanganan COVID-19 di 2021

[Gambas:Video 20detik]